PENGARUH PEMBELAJARAN MIND MAP BERMETODE DRILL AND PRACTICE BERBASIS ERGONOMI PARTISIPATORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran mind map bermetode drill and practice berbasis ergonomi partisipatori terhadap hasil belajar IPA Terapan siswa kelas X SMK N 1 Manggis Kabupaten Karangasem semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan metode true experiment dengan posttest only control group desaign. Populasi penelitian adalah siswa kelas X. Sampel data diambil dari tiga kelas dengan random sampling. Data diperoleh dengan tes akhir (posttest) dan dokumentasi, analisis data yang digunakan adalah Independent Sample T-Test. Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Pada pembelajaran mind map diperoleh nilai rata-rata 77,72 dan pada pembelajaran tanpa mind map diperoleh nilai rata-rata 73,45. Hasil akhir menunjukkan bahwa pembelajaran mind map bermetode drill and practice berbasis ergonomi partisipatori berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas X SMK N Negeri 1 Manggis Kabupaten Karangasem semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Pembelajaran IPA, Mind Map, Metode Drill and Practice, Ergonomi Partisipatori, Hasil belajar
I. PENDAHULUAN
Memperhatikan berbagai kasus yang terjadi pada kegiatan pembelajaran, bahwa pembelajaran IPA yang berlangsung saat ini belum sepenuhnya berpusat pada siswa. Satu diantara banyak sebabnya adalah metode yang sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah (Candra: 2016). Sebab yang lain adalah kurang aktifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang sering terlaksana pada tingkat SD dan SMP adalah pembelajaran berbasis LKS, sehingga hal ini berdampak pada tingkat analisis siswa pada tahap berikutnya seperti di SMA dan atau SMK sederajat. Hal ini dikarenakan LKS cenderung digunakan sebagai bahan hafalan. Selain itu, umumnya metode ceramah biasanya pembelajaran lebih terpusat pada guru, sehingga kurang melibatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran (Eraisna, 2018). Metode tersebut biasanya diterapkan oleh guru pada setiap materi dan setiap proses pembelajaran berlangsung, sehingga antusias siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sangat kurang bahkan pembelajaran menjadi membosankan (Putri, 2014).
Metode ceramah penting dan memang diperlukan dalam setiap kegiatan pembelajaran, namun metode ini hanya sangat berguna saat pembukaan pembelajaran sebagai pengantar kegiatan, kemudian memberikan keterangan pada poin-poin khusus saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan sebagai penuntun saat kegiatan penutup pembelajaran. Hal ini berarti bukan guru mendominasi kegiatan pembelajaran dengan berceramah mulai dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, setiap tahap kegiatan pembelajaran memang sangat diperlukan adanya metode ceramah sebagai wujud dari implementasi interaktif dalam pembelajaran. Dalam setiap kegiatan ini, siswa diwajibkan untuk mencatat poin-poin penting dari materi yang dipelajarinya, bukan mencatat secara outline tradisional. Catatan dengan bentuk outline ini akan membuat siswa enggan dan jemu untuk mempelajarinya.
Catatan outline tradisional merupakan catatan dalam bentuk linier panjang yang mencakup seluruh isi pelajaran, sehingga catatan terlihat monoton dan membosankan yang diperparah lagi dengan tulisan siswa yang kurang dapat dibaca bahkan oleh pembuatnya sendiri. Umumnya catatan monoton akan mengaburkan topik-topik utama yang penting dan kaitan-kaitan antar gagasan dari materi pelajaran yang seharusnya menjadi kata kunci untuk mudah diingat. Untuk membantu siswa meningkatkan daya ingat dibutuhkan suatu teknik mencatat yang lebih efektif dan catatan yang dihasilkan tidak membosankan. Salah satu teknik mencatat yang efektif adalah teknik mind map (Susanto, 2012). Mind map secara harfiah diartikan sebagai peta pikiran. Menurut Buzan (2012) mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Mind map juga merupakan peta rute hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional.
Belajar dengan mind map juga sangat menyederhanakan objek belajar sehingga lebih mudah ditransmisikan oleh sel-sel saraf, dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya hingga tersusun secara sistematis di pusat saraf dan tersimpan dalam memori. Cara kerja pikiran manusia secara alami adalah memancar dari satu titik pikiran ke berbagai asosiasi pemikiran yang lain dan selalu menyebar kembali dengan tidak terbatas yang diistilahkan dengan radiant thinking. Dengan teknik mind map siswa akan mencatat/meringkas menggunakan kata kunci dan atau gambar yang terstruktur sedemikian rupa membentuk keterpaduan seni penjabaran materi pembelajaran. Perpaduan ini membentuk asosiasi yang sangat kompleks, sehingga ketika siswa melihat gambar tersebut akan terjelaskan ribuan kata yang diwakili oleh kata kunci dan atau gambar tersebut (Edward, 2009). Hal senada juga disampaikan oleh Jones (2012), yaitu mind map membantu siswa belajar informasi dengan memaksa mereka untuk mengatur dan menambahkan gambar dan warna. Selain gambar dan warna, rangkaian materi dan alurnya pun dapat mereka bentuk sesuai dengan seni dan kemampuan memorinya sendiri.
Kurniawati (2010) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pembelajaran mind map memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Siswa akan lebih mudah belajar dengan membuat peta ringkasan tentang gagasan atau ide-ide secara aktif sehingga siswa akan lebih mudah dalam menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajarinya. Sejalan dengan hal itu, Hasanah (2013) menyatakan bahwa dengan pembelajaran mind map, respon siswa terhadap pembelajaran sangat positif dan pemahaman siswa terhadap materi juga sangat baik karena siswa bisa aktif dalam mengemukakan ide-idenya. Konteks materi dalam ide-ide yang disajikan dalam mind map dapat dilakukan secara berulang-ulang melalui sebuah latihan penyajian atau dipresentasikan. Metode penyajian berulang ini dalam pembelajaran disebut juga metode drill and practice. Menurut Roestiyah (2008) drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu metode mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan. Sudjana (2011), menyatakan metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan berkali-kali dari suatu hal yang sama. Latihan ini bertujuan agar siswa memiliki ketangkasan dan ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Jadi drill and practice merupakan metode mengajar dengan menekankan pada banyak latihan, yang dalam hal ini adalah latihan membuat dan menyajikannya peta konsep secara berulang. Semakin banyak berlatih maka siswa akan semakin menguasai materinya dan juga semakin terampil yang oleh guru dapat diterapkan di dalam kelas dalam bentuk presentasi oleh siswa sebagai perwujudan mengkomunikasikan pengalaman belajar berdasarkan konsep scientific learning.
Scientific learning dari drill and practice dengan siswa menyajikan materi sebagai bentuk dari higher tinking skill merupakan bentuk dari pembelajaran partisipatori. Hal ini terjadi karena dari awal kegiatan hingga akhir siswa didesain terlibat aktif dalam pembelajaran. Dengan berpartisipasi aktif, siswa juga akan diberikan kesempatan untuk merelaksasikan otot tubuhnya yang mengalami kontraksi otot statis, sehingga kelelahan lebih dini sebagai akibat dari duduk lama dapat ditanggulangi. Hal ini sangat sesuai dengan kaidah ergonomi dalam pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran dengan bantuan ergonomi partisipatori ini merupakan dasar konsep dan prinsip dari pembelajaran drill and practice penyampaian mind map di depan kelas yang dilakukan oleh siswa secara bergiliran.
Dengan menerapkan pembelajaran ini akan memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk ikut berkontribusi positif dan aktif dalam proses pembelajaran sehingga terbuka peluang untuk belajar lebih banyak. Peluang tersebut tersurat dalam kegiatan pembelajaran yang dalam hal ini adalah dengan pembelajaran mind map bermetode drill and practice berbantuan ergonomi partisipatori yang diharapkan akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian dilakukanlah penelitian dengan judul Pengaruh Pembelajaran Mind Map Bermetode Drill and Practice Berbasis Ergonomi Partisipatori terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Manggis, Kabupaten Karangasem, Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020.
Artikel ini telah terbit di Jurnal Wahana Chitta STKIP Suar Bangli 2021 dengan p-ISSN: 2338-6231 dan e-ISSN: 2620-5033 Vol.7, No.1 Edisi Pebruari 2021
Selengkapya dapat diunduh di SINI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar